The Merge Pertegas Ethereum sebagai Sekuritas, Bukan Komoditas
Dalam waktu berdekatan usai upgrade The Merge, SEC membuat pernyataan yang meresahkan komunitas kripto; 'mengindikasikan ETH sebagai sekuritas’ dan ‘semua transaksi yang ada di bawah yurisdiksi AS'.
Eksekutif Ava Labs: Staking Bisa Buat Beberapa Proyek Kripto Dianggap sebagai Sekuritas oleh Regulator
Eksekutif di balik proyek blockchain layer-1 (L1) Avalanche menilai staking bisa membuat beberapa kripto dianggap sebagai sekuritas oleh regulator. Dia juga mengingatkan bahwa staking itu struktur yang tidak ada dalam keuangan tradisional (TradFi).
Presiden Ava Labs (entitas di balik Avalanche), John Wu, mengatakan kepada Bloomberg TV pada hari Selasa (20/9) bahwa beberapa aset kripto kemungkinan adalah efek sekuritas (saham, obligasi, dan sebagainya).
Dia menyebut staking, yang menjadi dasar dalam blockchain yang mengandalkan konsensus Proof-of-Stake (PoS) untuk memverifikasi transaksi atau membuat blok baru, dapat menyebabkan beberapa proyek kripto dan blockchain (seperti di jaringan Ethereum, Solana, Cardano, hingga Avalanche) dianggap sebagai sekuritas oleh regulator.
Namun, baginya, staking adalah konstruksi yang berbeda yang tidak ada dalam sistem TradFi.
“Anda seperti menempatkan tenaga kerja untuk bekerja [merujuk pada staking kripto dalam blockchain PoS untuk memverifikasi transaksi atau membuat blok baru yang kemudian mendapatkan imbalan sejumlah kripto]. Anda meletakkan jaminan untuk mendapatkan hasil. Jadi, ini adalah hibrida, yang mungkin penghasilan itu untuk pekerjaan yang Anda sumbangkan, [dan] bukan jaminan,” jelas John Wu.
Blockchain PoS berbeda dengan blockchain yang mengandalkan konsensus Proof-of-Work (PoW). Pasalnya, blockchain PoW seperti Bitcoin membutuhkan daya komputasi yang intensif, bukan staking sejumlah kripto, untuk memvalidasi transaksi atau membuat blok baru.
The Merge Pertegas Ethereum sebagai Sekuritas?
Sebelumnya, Ketua Komisi Sekuritas & Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS), Gary Gensler, menyiratkan bahwa transisi konsensus Ethereum pada 15 September lalu mungkin dapat membuatnya didefinisikan sebagai sekuritas di mata pemerintah AS.
Dalam laporan WSJ, dia mengatakan bahwa cryptocurrency dan perantara yang memungkinkan para holder melakukan staking kripto mungkin lulus tes kunci yang digunakan oleh pengadilan untuk menentukan apakah suatu aset adalah sebuah sekuritas. Tes yang dikenal sebagai tes Howey ini menguji apakah investor mengharapkan untuk mendapatkan pengembalian dari pekerjaan pihak ketiga.
“Dari sudut pandang kripto, ini adalah indikasi lain bahwa di bawah tes Howey, publik yang berinvestasi mengantisipasi keuntungan berdasarkan upaya orang lain,” jelas Gary Gensler kepada para wartawan dalam sidang kongres. Dia menjelaskan bahwa dirinya tidak mengacu pada cryptocurrency tertentu.
Penerbit sekuritas, kategori aset yang mencakup saham dan obligasi, diharuskan untuk mengajukan pengungkapan ekstensi dengan SEC berdasarkan undang-undang yang disahkan pada tahun 1930-an.
Para bursa (exchange) dan pialang (broker) yang memfasilitasi perdagangan sekuritas harus mematuhi aturan ketat yang dirancang untuk melindungi investor dari konflik kepentingan. Penerbit cryptocurrency dan platform perdagangan menghadapi kewajiban ketat, jika mereka menjual aset apa pun yang dianggap sebagai sekuritas oleh SEC atau pengadilan.
SEC Klaim Semua Transaksi Ethereum Ada di Bawah Yurisdiksi AS
Kemudian, melompat pada hari Senin (19/9) kemarin, SEC kembali membuat gusar komunitas kripto, khususnya pendukung Ethereum dan blockchain PoS. Pasalnya, SEC mengklaim bahwa semua transaksi Ethereum berada di bawah lingkup yurisdiksi AS.
Temuan mencengangkan ini muncul ketika SEC mengajukan gugatan federal terhadap influencer kripto Ian Balina. Ia digugat atas kegagalannya untuk mendaftarkan sebuah kripto sebagai sekuritas sebelum meluncurkan initial coin offering (ICO) pada tahun 2018.
Semua pada awalnya tampak biasa-biasa saja, karena SEC selama bertahun-tahun mengajukan gugatan perdata terhadap individu dan organisasi karena meluncurkan ICO yang tidak terdaftar. Namun, asumsi itu mulai pudar ketika ada pengamat yang membaca berkas gugatan yang dilayangkan SEC kepada Ian Balina.
Melalui langkah berani dan berpotensi belum pernah terjadi sebelumnya, pada paragraf ke-69 dalam berkas gugatan itu, SEC mengklaim memiliki hak untuk menuntut Ian Balina, tidak hanya karena kasusnya menyangkut transaksi yang dilakukan di AS, tetapi juga karena pada dasarnya, seluruh jaringan Ethereum berada di bawah lingkup pemerintah AS.
Dalam gugatannya, regulator AS mencatat bahwa Ether (ETH) yang dikirim ke Ian Balina divalidasi oleh jaringan node pada blockchain Ethereum, yang lebih banyak berada di AS daripada di negara lain. SEC kemudian menyimpulkan, “Akibatnya, transaksi tersebut terjadi di AS.”
SEC tampaknya menyatakan bahwa, karena lebih banyak node validasi Ethereum saat ini beroperasi di AS daripada negara lain, semua transaksi Ethereum secara global harus dianggap berasal dari AS. Adapun, saat ini, menurut Etherscan, sekitar 46% dari semua node Ethereum beroperasi dari AS. Lalu, kepadatan node Ethereum terbesar kedua ada di Jerman (kurang dari 19%), dan di peringkat ketiga diisi Rusia (kurang dari 5%).
Eskalasi Besar dalam Pengawasan Terhadap Ethereum
Terkait hal ini, profesor hukum di Universitas Kentucky, Brian Fyre, menjelaskan bahwa, “Mengatakan itu memungkinkan [SEC] untuk mengkarakterisasi melakukan bisnis di blockchain Ethereum seperti melakukan bisnis di bursa sekuritas AS dari perspektif peraturan mereka. Ini membuat segalanya jauh lebih sederhana.”
Jika SEC berhasil mengklasifikasikan aktivitas di Ethereum sebagai serupa dengan yang ada di bursa efek AS, mereka akan menjadi badan pengatur yang mengklaim yurisdiksi atas semua aktivitas di jaringan Ethereum yang ‘seolah-olah’ terdesentralisasi.
Perkembangan seperti ini merupakan eskalasi besar terkait peran SEC dalam mengawasi Ethereum, khususnya ketika sebagian besar aktivitas NFT dan DeFi berlangsung serta dunia kripto secara keseluruhan berada di Ethereum.
Tidak Boleh Dianggap Remeh
Brian Fyre mencatat bahwa bahasa pengaduan ini tidak memiliki bobot hukum, dan karena sifat gugatan SEC terhadap Ian Balina, pengadilan dalam kasus ini tidak mungkin mempertimbangkan masalah khusus ini. Namun, bukan berarti pernyataan tersebut tidak memiliki arti penting.
“Saya pikir mereka mungkin mencoba untuk mendapatkan visi mereka tentang apa itu Ethereum, dan bagaimana cara kerjanya, ke dalam ekosistem peradilan. SEC menjelaskan bahwa, ‘Seluruh badan aktivitas keuangan ini berada dalam ruang lingkup hal-hal yang kami atur, dan oleh karena itu kami akan mengatur semuanya,’” jelas Brian Fyre.
Profesor hukum dari Universitas Kentucky itu menganggap bahwa klaim sepenuhnya terhadap yurisdiksi atas seluruh ekosistem Ethereum belum pernah terjadi sebelumnya.
“Ini pertama kalinya saya melihat SEC benar-benar menjelaskan bagaimana memahami ekosistem Ethereum untuk bekerja, dan mengapa mereka berpikir itu berada dalam ruang lingkup apa yang diatur SEC,” ungkap Fyre.
Menurut Brian Fyre, dua pernyataan SEC yang mencuat secara berdekatan ini (yang ‘mengindikasikan Ethereum sebagai sekuritas’ dan ‘semua transaksi Ethereum ada di bawah yurisdiksi AS’) bukanlah sebuah kebetulan.
“[Bahasan yang terbaru ini] tampaknya sangat konsisten dengan apa yang Gary Gensler maksud dalam pernyataannya bahwa SEC melihat semua ini sebagai sekuritas dan oleh karena itu akan membuat keputusan regulasi terkait dengan seluruh ekosistem,” terangnya.
Di bawah kepemimpinan Gary Gensler, SEC belum mengambil sikap resmi tentang Ethereum. Dari perspektif lokasi, Fyre menerangkan bahwa Ethereum secara substansial berlokasi di AS, sejauh itu dijalankan di banyak komputer, dan banyak dari komputer itu ada di AS. “Itulah peristiwa yang terjadi di AS,” pungkas Fyre.